Pernahkah kalian melihat seorang pria
yang mukanya pucat?
Pernahkah kalian melihat pria dengan
pemikiran sederhanannya?
Pernahkah kalian melihat pria dengan
sifat acuhnya?
Pernahkah kalian melihat pria yang
sulit bangun di pagi hari?
Tentu kalian
pernah
Tapi, pria yang akan kuceritakan kali ini berbeda, dia bisa
aku panggil kakak, bisa juga aku panggil sahabat, teman, bahkan guru. Dia
bagaikan sisi lain dari sebuah koin, kalau aku kepalanya, dia mungkin
buntutnya, kita tak pernah sepakat pada satu hal, tapi bukan berarti kita tidak
sepakat pada semua hal.
Akhir-akhir
ini dia jadi sering merenung, merenungkan orang yang seharusnya tidak dia
sayangi sampai sejauh ini, setidaknya itu yang aku pikirkan. Aku tidak
menyangka karena satu wanita yang dia sayangi dia jadi selemah ini, dia tiduran
mendengarkan lagu galau di sudut kamar, kadang meneteskan air matanya (saat
memakan mie yang sudah aku jaili dengan tiga sendok sambal), jadi sulit untuk
di bangunkan (tunggu itu sudah biasa).
Minggu-minggu
ini sangat sulit untuk bicara padanya, dia jadi pemurung, dia hanya bisa
mencurahkan perasaannya pada blacky (sepeda motornya) Kuro (Laptopnya) dan
Hp-nya yang belum kita beri nama, membuatku tak bisa so keren, memang pada
dasarnya aku tidak keren sih.
Aku tau minggu ini akan jadi minggu
yang sulit untuknya, wanita yang dia titipkan kasih sayang dan kepercayaannya,
tidak mau meneima titipan itu semua, dan dia sepertinya tidak siap dengan itu
semua. Dia yang aku kenal pemarah, songong, dan berselera humor tidak terlalu tinggi,
berubah 360° eh, itu mah sama aja gak berubah, maksudku dia berubah 180°
menjadi pemurung, dan sangat dingin, sepertinya lebih baik melihat dia
membentakku dari pada melihat dirinya mebentak diri sendiri.
Lewat
tulisannya dia membentak dirinya sendiri, lewat tulisannya dia menusuk hatinya
sendiri, namun lewat tulisannya pula dia mengobatinya. Dia penulis yang keren,
setidaknya beberapa orang dan penghargaan sebagai penulis naskah terbaik di
sekolahnya yang mengatakan itu.
Cobaannya
semakin berat ketika Kuro, laptop berwarna hitam kesayangannya, tempat dimana
dia mencurahkan semua perasaannya lewat tulisan tiba-tiba rusak, tidak berakhir
sampai disitu kawan-kawan, selang beberapa bulan, giliran Blacky, motor metik
kesayangannya tiba-tiba rusak, sebenarnya bukan tiba-tiba sih, wajar si Blacky
rusak, dia pernah di check up ke
bengkel, jangankan ke bengkel, di cuci motor saja mungkin hanya setiap lebaran.
Entah kenapa
aku malah ingin tertawa melihatnya, krik krik.
Dia siapa? Hanya sebatas orang yang
aku kenal sangat simpel, karena simpelnya dia adalah sesimpel kata ribet, ih
gak nyambung njir.
Izinkan aku
mendeskripsikan dia, keluaraganya jangan di bahas, keluarganya sangat besar,
bahkan lebih besar dari keluargaku, dia adalah orang yang rambutnya seperti boyband,
setiap kali main PES tim andalannya adalah Arsenal, dia ketua Eskul bahasa
Indonesia di sekolah, apa lagi ya, dia tidak suka sayur, atau yang berkuah,
atau sambal. terlalu banyak kalau aku ketik disini, aku sedang malas mengetik.
Lihat,
hidupnya tidak normal bukan?
Dia dan
gadis yang disayanginya sangat dekat, ya iyalah, sampai-sampai dia memberinya
sebuah kapal kayu dan diberi nama “Bibap”, orang yang dia sayangi sangat senang
di beri “Bibap”.
Untuk Bibap
Sang Kapal Kayu
Kamu tahu
kamu sangat bagus, aku jadi ingin membelimu, sekian.
Untuk Blacky
Sang Motor Metik
Kamu tahu,
biaya kamu di servis hampir 1 juta, sekian.
Untuk Kuro
Sang Laptop Rusak
Kamu GWS ya
:’)
Untuk HP BB
yang sering error dan belum punya nama
Kamu akan
segera dapat nama
(Tulisan ini di dedikasikan untuk memparodikan tulisan kakak saya http://shujinkonyol.blogspot.com/2015/02/gadis-periang-dan-kapal-kayu.html )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar