3 EKOR ANAK BABI
Pada suatu
hari di sebuah hutan, hiduplah 3 ekor anak babi yang sudah tidak memiliki orang
tua, tidak usah diberi nama, saya sedang tidak mau menyia-nyiakan waktu saya
untuk memikirkan nama yang bagus untuk 3 ekor anak babi yang tidak nyata ini,
jadi panggil saja 3 ekor anak babi itu si A, B, dan C.
Mereka
hidup tidak bahagia, menurut kalian apa bahagianya jadi seekor babi?
Tersiarlah
sebuah kabar ada seekor serigala yang terkenal buas (yang pernah saya ceritakan
di dongeng “Serigala, Puteri bohong, dan Ibu Peri”) kabarnya Serigala itu amat
buas, semua yang ada di hutan habis dimangsa olehnya, bahkan Ibu Peri yang seharusnya
hidup abadi pun habis dmangsa olehnya, entahlah mungkin si Penulis belum
pernah membaca dongeng semasa kecilnya, jadi dia tidak tahu kalau sebenarnya
dongeng itu tokoh protagonisnya harus berakhir bahagia.
Akhirnya
untuk berjaga-jaga 3 ekor anak babi itu memutuskan untuk membuat rumah sebagai
tempat perlindungan.
“Kita harus
membuat sebuah rumah yang tidak dapat di masuki oleh serigala itu.” Ucap si A
“Yah, dan
rumah kita harus berjauhan agar si Serigala tidak memakan kita secara bersamaan.”
Tambah si B
“Kita tidak
akan dimakan kak, kita harus selamat.” Sanggah si C penuh percaya diri
“Dengarkan
aku wahai adik-adikkku, kita bertiga harus berpisah dan membuat rumah
masing-masing untuk perlindungan.” Ucap si A selaku kakak dari 3 ekor anak babi
itu.
Akhirnya
mereka bertiga pun berpisah, yang pertama, si A, membuat rumah dari tembok dan
semen yang kokoh, tanpa atap, jendela, dan pintu, agar tidak ada celah untuk si
Serigala buas masuk. Akan tetapi gara-gara itu, rumahnya menjadi ruangan kedap
udara, dan tidak ada celah untuk oksigen masuk, yang menyebabkan si anak babi A
tidak dapat bernafas dan akhirnya mati.
Si serigala
pun datang ke tempat pertama, yaitu rumah si A, dari luar rumahnya terlihat
seperti sebuah kubus yang padat, si serigala buas yang merasa heran dengan
bangunan itu lalu mulai mengelilingi bangunan yang di bangun si A, karena indra
penciumannya yang sangat tajam, akhirnya si serigala tahu bahwa di dalam
bangunan ini ada mangsanya.
“Sepertinya
di dalam ada makanan, tapi aku mencium dua bau yang sama, namun letaknya
sedikit berjauhan, lebih baik aku mengejar mereka berdua dulu, baru aku makan
ketiga-tiganya, dengan begitu aku akan puas.” Ucap si serigala penuh
kemenangan.
Lalu dengan
lari secepat kilat si serigala menyusul si B.
Yang kedua,
si B, si B membuat rumah dengan pengamanan super ketat, dengan di lengkapi
dengan kunci pengaman yang hanya bisa di buka oleh DNA-nya, rumah yang di
lengkapi persenjataan lengkap dan sensor penjahat, kalau saja si serigala buas
itu lihat semua selongsong yang besar itu mungkin dia akan lari terbirit-birit,
sekali dia terlihat di kamera pengintai dia akan pulang dengan perut penuh
peluru.
Semua sudah
siap, semua peluru sudah diisi, sistem pertahanan sudah dinyalakan kamera
pengintai sudah terpasang, sekali saja si serigala menampakan batang hidungnya
dia tidak akan selamat.
Ketika
semua sudah siap, dari ujung matahari terbit terlihat batang hidung seseorang,
si B menyangka itu si serigala, tapi ternyata, itu adalah Dinas pajak dan
pertanahan, dengan pasukan penuh Satpol PP dan kendaraan berat lainnya di
belakang, sistem pertahanan si B tidak bekerja karena mereka semua bukan ancaman.
Setelah
banyak bernegosiasi, usut punya usut ternyata tanah tempat berdirinya rumah si
B adalah tanah milik negara, ya, jadi ada semacam sengketa seperti itulah,
rumah si B di hancurkan, si B di usir, ketika keramaian sedang terjadi di rumah
si B, tiba-tiba serigala buas itu datang, semuanya melarikan diri, begitu juga
si B yang melarikan diri ke tempat si C. Tadinya si serigala lebih baik
mengejar kerumunan satpol PP, tapi dia menahan nafsu makannya untuk menyantap 3
mangsa yang sudah diincarnya.
Ketika
sampai di tempat si C, si B merasa kebingungan karena dia tidak menemukan
adiknya, dia malah menemukan kerumunan orang yang sedang menangis dan mengirim
karangan bunga, si B menerobos ke kerumunan itu, dan akhirnya menemukan kakak
dan adiknya sedang terkapar kaku di atas kasur, sekarang si B sadar, kalau
ternyata si C membuat “Rumah Duka”.
Si B
semakin kebingungan ketika melihat di ujung sana si serigala sudah hampir
sampai ke rumahnya, si B membawa si A, dan si C bersembunyi di dalam sebuah
peti yang ada lubang oksigennya, semua pintu sudah dikunci dengan rapat, dan
jendela juga sudah ditutup.
Dari luar
si serigala melolong tak karuan, dia mencium ada santapan di dalam, namun
pintunya malah di kunci, akhirnya si serigala mengeluarkan jurus saktinya, dia
menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya lewat mulut, ketika mulutnya
menghembuskan angin itu secara perlahan, munculah air liur, maksud saya angin
yang berhembus kencang memporak porandakan Rumah Duka yang di bangun si C. Yang
tersisa hanyalah peti yang dipakai sembunyi si A, si B, dan si C.
Si serigala
menghampiri peti itu, lalu membukanya. Si serigala marah bukan main, ketika
peti itu di buka, ternyata isinya benar-benar 3 “ekor” anak babi, ya, kalian
benar, hanya ekornya saja, si serigala merasa sangat marah karena merasa ditipu oleh penulis, akhirnya si serigala memakan si penulis.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar