Ini
terjadi berpuluh-puluh juta tahun sebelum tuhan menciptakan manusia, setelah
menciptakan alam semesta, tuhan menciptakan kami berdua, Cahaya dan Bayangan,
kami berdua sangat berbeda, namun kami berteman sangat baik, kami tidak dapat
dipisahkan, dimana ada aku, di situ pasti ada bayangan. Kita sudah menjelajah
alam semesta, melihat banyak kehidupan sebelum manusia, menemani mereka, dan
melindungi mereka secara bergantian, begitulah tugas yang diperintahkan tuhan
kepada kami.
“Hey, kita akan selalu bersama bukan?” tanya bayangan
padaku.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Maksudku ya... kita akan
terus bersama, bukankah itu janji kita.” Jawabku.
“Janji ya?” ucapnya lagi
“Janji” andaikan saja kami punya tangan dan jari, mungkin
kami sudah melingkarkan kedua jari kelingking kami.
Beberapa juta tahun kemudian, setelah terciptanya hewan dan
tumbuhan, terciptalah manusia, mereka mempunyai akal, sifat, dan hawa nafsu,
mereka berkembang biak, semakin banyak, dan semakin pintar, namun kepintaran mereka
yang membawa petaka bagi aku dan bayangan.
Seiring
berjalannya waktu, mereka menciptakan sesuatu yang disebut api, pada malam
hari, api menciptakan cahaya dan bayangan baru, sehingga di alam semesta kini
ada dua cahaya dan bayangan. Bayangan marah kepada manusia.
“Apa yang membuatmu tidak puas? aku selalu melindungi di
malam hari, dan temanku, selalu melindungimu di siang hari, sekarang kenapa kau
menginginkan aku dan temanku melindungimu secara bersamaan?” nada bicara
bayangan sedikit membentak.
“Tentu kami tidak puas, Cahaya memberi kami perlindungan,
karena Cahaya kami jadi bisa melihat keindahan alam dan beraktifitas, sedangkan
kau? Gara-gara kau kami jadi sulit melihat, kami sulit beraktifitas di malam
hari, tentu kami butuh cahaya pada malam hari juga, jadi kami menciptakan api,
sebagai pengganti Cahaya di malam hari.” Manusia itu tampak tidak takut
sedikitpun pada bayangan
“Oh, kamu tahu? Ketika api itu membuat sebuah Cahaya? Maka
Cahayapun akan terbagi dan dirinya di bagian bumi lain akan meredup, kamu tahu
itu? Manusia sok tahu?” sekarang
bayangan terlihat sangat marah “Dan setiap ada Cahaya di situ pasti ada aku,
dan belahan bumi yang sedang ku lindungi akan menerang, malam akan jadi semakin
terang, dan siang akan menjadi semakin gelap, apa kamu tahu akibat yang kamu
lakukan akan sangat fatal?” lanjutnya
“Lalu apa peduliku? Bagus bukan? kita jadi bisa beraktifitas
di malam hari, dan kita bisa mengetahui bumi ini lebih cepat.” Jawab manusia
itu
Bayangan
tampak sangat kesal, kalau saja malam belum berganti menjadi siang mungkin dia
akan melanjutkan debatnya. Semakin tahun-tahun berlalu manusia semakin pintar,
sekarang mereka menemukan yang namanya petir dan bola lampu, sehingga bayangan
semakin memudar, termakan cahaya di malam hari, begitu pula aku cahaya semakin
meredup di siang hari, bayangan sangat kesal, dia ingin balas dendam pada
manusia, akhirnya dia dapat ide untuk balas dendam.
“Hei Cahaya kemarilah, aku punya ide brilian untuk membalas
dendam umat manusia itu.”ucap bayangan padaku
“Balas dendam? Sejak kapan kamu belajar hal seperti itu?”
tanyaku lagi
“Sejak manusia di bumi ini saling balas dendam.” Ucapnya
“Hei kawan, aku rasa ini bukan ide yang bagus.” aku kembali
menyanggahnya “Kau tahukan semua ide manusia itu pasti menghasilkan dampak
buruk” lanjutku
“Sudahlah kamu ikut saja, lagi pula di ide ini kerja kamu
tidak berat.” Ucapnya meyakinkanku
“Aku tidak mau ikut-ikutan kalau ini untuk balas dendam.”
Ucapku
“Cahaya! Kita ini masih teman bukan?” bayangan menatapku
dengan serius, dia memasang wajah sangat meyakinkan padaku “Aku hanya tidak
ingin teman terbaiku dipermainkan oleh mahluk seperti mereka.” Lanjutnya.
“Tentu kita masih teman.” jawabku pelan
“Kalau begitu percaya padaku, aku janji tidak akan
mengacau.” Ucap Bayangan padaku
“Janji?” ucapku
“Janji.” Tambahnya, sekali lagi aku berkata seperti ini,
andaikan saja kami punya tangan dan jari, mungkin kami sudah melingkarkan kedua
jari kelingking kami.
“Jadi bagaimana rencananya?” ucapku pada bayangan
“Begini, bagaimana kalau sehari ini kita berpisah?” ucapnya
agak pelan
“Berpisah? apa maksudmu berpisah? bukankah kamu yang bilang
kita harus selalu bersama bukan?” ucapku penuh protes, aku cukup kaget
mendengar rencana Bayangan yang gila itu
“Tidak, tidak, jangan kelihatan panik seperti itu, dengarkan
dulu aku, ini hanya untuk hari ini saja, agar mereka lebih bisa menghormati
kita.” Ucap bayangan menenangkanku “Kau percaya padaku bukan?” lanjutnya
“Baiklah, untuk sahabat terbaiku.” aku terpaksa menuruti
rencananya, bayangan terlihat senyum sangat senang “Tapi aku menyarankan
sebaiknya ini semua jangan di lakukan, lebih baik kita diam saja dan menunggu
tuhan membuat keajaiban baru.” Lanjutku
“Menunggu itu bukan gayaku.” ucapnya
Akhirnya
untuk pertama kali kita berpisah, kini bumi tanpa aku, tanpa cahaya, bumi
sepenuhnya dengan bayangan, semua bola lampu itu mati, begitu pula api yang
mereka ciptakan, anak-anak kecil terdengar menangis ketakutan karena tidak
adanya cahaya.
“Wahai Bayangan apa yang sebenarnya kamu lakukan, kamu
membuat kita semua tidak dapat melihat, kita jadi tidak bisa bekerja,
kedinginan, dan kita tidak tahu kemana kita melangkah, banyak dari kami
terperosok ke jurang, atau bahakan bertabrakan, kami takut akan semua ini, kami
takut kepadamu, kami takut akan gelap yang kamu ciptakan, tolong, tolong
hentikan semua ini.” Manusia itu terlihat memelas
“Bagaimana? Sekarang mana semua keangkuhanmu? Semua omongan
yang kau ucapkan padaku? Tidak ada, semuanya berubah jadi omong kosong ketika
kalian ketakutan, lihat? Ini semua adalah hasil dari perbuatanmu, fatal bukan?
Sekarang kalian rasakan saja akibatnya.” Ucap bayangan
“Kumohon aku takut akan gelap yang kau hasilkan, aku takut,
aku takut sekali.” Manusia itu sekarang terdengar menangis.
“Gelap ya? nama yang bagus, mulai sekarang panggil aku
Kegelapan.” Lalu bayangan tertawa dengan puasnya
Setiap
kali aku meminta, bayangan behenti melakukan ini, dia selalu berkata “Sehari
lagi saja, biarkan mereka belajar menghormatimu Cahaya.” Terus seperti itu
sampai tidak terasa sudah lewat puluhan tahun bumi diselimuti dengan yang
namanya Kegelapan, dia bukan bayangan, bukan teman yang selama ini aku kenal,
semakin hari sikapnya semakin aneh, semakin egois dan penuh kejahatan.
“Hei kawan, sudah puas balas dendamnya?” ucapku
“Apa maksudmu! Aku tidak sedang balas dendam, aku sedang
memberi mereka pelajaran.” Ucapnya menyanggahku
“Ya, kau sudah katakan itu padaku 50 puluh tahun yang lalu.”
Ucapku
“Hei! Jangan berkata seolah aku ini jahat dan ini semua
kemauanku, ini semua salah mereka, mereka yang meremehkan kita, sudah
sepantasnya mereka diberi pelajaran.” Bayangan menjawab pertanyaanku sama
dengan prinsipnya, setidaknya 50 tahun yang lalu.
“Begitukah? Lihat, bahkan nama belakangmu sekarang jadi
“Kegelapan”.”
Lalu kami berdua saling diam, tidak ada yang bicara,
Bayangan tidak bisa mengelak lagi.
“Dengarkan aku teman, kita sudah lama sekali hidup bersama,
bahkan sejak pertama kita diciptakan, kau bahkan sudah ku anggap saudaraku.
Kita seperti adik kakak, bukankah kita sudah janji untuk selalu bersama sampai
akhir? Dan sekarang kau melupakannya hanya karena mereka tidak mengetahui apa
keinginanmu yang sebenarnya. Dengarkan aku, sekarang kamu sedang berjalan
menuju sesuatu yang bernama kegelapan, jika kamu menengok ke belakang dan
melihat cahaya, sekecil apapun itu, ikutilah, itu adalah aku, aku, akan
menyelamatkanmu.”
Bayangan hanya diam dan menatapku
dengan tatapan yang berbeda dari biasanya, sekarang dia terlihat dingin dan
penuh rasa benci, berbeda dengan bayangan yang aku kenal dulu, yang peduli dan
pemberani.
“Jadi kamu tidak percaya padaku? Mungkin aku memang sudah
tidak baik lagi, atau mungkin aku sudah tidak menjadi diriku yang kamu sukai
dulu, tapi aku tetaplah aku, dan tidak akan berubah untuk orang lain.” Ucap
Bayangan yang sekarang terlihat lebih serius nan mantap akan menghadapi
kehidupan yang dia pilih setelah ini, yaitu menjadi Kegelapan, dan berpisah
selamanya dariku, Cahaya.
“Tapi, bagaimana dengan janji kita? Bukankah kita tidak akan
berpisah?” Ucapku mengingatkannya.
“Bukan kita yang tidak akan berpisah, Kau dan Bayangan yang
tidak akan berpisah, dulu aku memang bayangan, namun sekarang aku sudah jadi
Kegelapan, aku tidak butuh lagi Cahaya untuk menghadirkanku.” Ucapnya.
“Tapi bukankah janji tidak boleh diingkari?” Ucapku lagi
menyadarkannya.
“Kalau begitu aku berjanji, agar tidak bertemu denganmu
lagi, selamanya.” Ucapnya dingin.
Dan untuk pertama kalinya, saat aku mendengar janji, aku
merasa sangat beruntung karena tidak mempunya jari tangan.
Akhirnya Kami berdua pun berpisah.
Selang beberapa tahun kemudian, Tuhan mendengarkan kesedihanku, akhirnya dia
menciptakan Rotasi, Rotasi lah yang mengatur Cahaya, dan Kegelepan, agar datang
bergantian. Manusia pun selamat dari Kegelapan, dan bisa menghormati keberadaan
siang dan malam, sekarang mereka tidak akan khawatir lagi membuat bola lampu,
api, atau sebagainya, Tuhan sudah menciptakan bayangan yang banyak, agar
menemaniku, setiap kali sinarku terhalang benda, maka bayangan akan muncul,
sebagai tempat berteduh manusia dari panasku. Dan Kegelapan ditemani dengan
banyaknya kesunyian, setiap kali malam datang, maka Kegelepan datang untuk
melindungi manusia dari kelelahan.
Sekarang entah tahun ke berapa juta aku dan Kegelapan tidak
pernah bertemu, dan sepertinya sekarang dia sepenuhnya jadi Kegelapan, sebercak
cahaya yang ku tinggalkan sudah ditinggal jauh olehnya, sehingga kini sudah
tidak terlihat, meninggalkan janji yang selamanya akan selalu diingkari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar