Senin, 15 Juni 2015

Cahaya dan Bayangan

                Ini terjadi berpuluh-puluh juta tahun sebelum tuhan menciptakan manusia, setelah menciptakan alam semesta, tuhan menciptakan kami berdua, Cahaya dan Bayangan, kami berdua sangat berbeda, namun kami berteman sangat baik, kami tidak dapat dipisahkan, dimana ada aku, di situ pasti ada bayangan. Kita sudah menjelajah alam semesta, melihat banyak kehidupan sebelum manusia, menemani mereka, dan melindungi mereka secara bergantian, begitulah tugas yang diperintahkan tuhan kepada kami.

“Hey, kita akan selalu bersama bukan?” tanya bayangan padaku.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Maksudku ya... kita akan terus bersama, bukankah itu janji kita.” Jawabku.
“Janji ya?” ucapnya lagi
“Janji” andaikan saja kami punya tangan dan jari, mungkin kami sudah melingkarkan kedua jari kelingking kami.
Beberapa juta tahun kemudian, setelah terciptanya hewan dan tumbuhan, terciptalah manusia, mereka mempunyai akal, sifat, dan hawa nafsu, mereka berkembang biak, semakin banyak, dan semakin pintar, namun kepintaran mereka yang membawa petaka bagi aku dan bayangan.
                Seiring berjalannya waktu, mereka menciptakan sesuatu yang disebut api, pada malam hari, api menciptakan cahaya dan bayangan baru, sehingga di alam semesta kini ada dua cahaya dan bayangan. Bayangan marah kepada manusia.
“Apa yang membuatmu tidak puas? aku selalu melindungi di malam hari, dan temanku, selalu melindungimu di siang hari, sekarang kenapa kau menginginkan aku dan temanku melindungimu secara bersamaan?” nada bicara bayangan sedikit membentak.
“Tentu kami tidak puas, Cahaya memberi kami perlindungan, karena Cahaya kami jadi bisa melihat keindahan alam dan beraktifitas, sedangkan kau? Gara-gara kau kami jadi sulit melihat, kami sulit beraktifitas di malam hari, tentu kami butuh cahaya pada malam hari juga, jadi kami menciptakan api, sebagai pengganti Cahaya di malam hari.” Manusia itu tampak tidak takut sedikitpun pada bayangan
“Oh, kamu tahu? Ketika api itu membuat sebuah Cahaya? Maka Cahayapun akan terbagi dan dirinya di bagian bumi lain akan meredup, kamu tahu itu? Manusia sok tahu?” sekarang bayangan terlihat sangat marah “Dan setiap ada Cahaya di situ pasti ada aku, dan belahan bumi yang sedang ku lindungi akan menerang, malam akan jadi semakin terang, dan siang akan menjadi semakin gelap, apa kamu tahu akibat yang kamu lakukan akan sangat fatal?” lanjutnya
“Lalu apa peduliku? Bagus bukan? kita jadi bisa beraktifitas di malam hari, dan kita bisa mengetahui bumi ini lebih cepat.” Jawab manusia itu
                Bayangan tampak sangat kesal, kalau saja malam belum berganti menjadi siang mungkin dia akan melanjutkan debatnya. Semakin tahun-tahun berlalu manusia semakin pintar, sekarang mereka menemukan yang namanya petir dan bola lampu, sehingga bayangan semakin memudar, termakan cahaya di malam hari, begitu pula aku cahaya semakin meredup di siang hari, bayangan sangat kesal, dia ingin balas dendam pada manusia, akhirnya dia dapat ide untuk balas dendam.
“Hei Cahaya kemarilah, aku punya ide brilian untuk membalas dendam umat manusia itu.”ucap bayangan padaku
“Balas dendam? Sejak kapan kamu belajar hal seperti itu?” tanyaku lagi
“Sejak manusia di bumi ini saling balas dendam.” Ucapnya
“Hei kawan, aku rasa ini bukan ide yang bagus.” aku kembali menyanggahnya “Kau tahukan semua ide manusia itu pasti menghasilkan dampak buruk” lanjutku
“Sudahlah kamu ikut saja, lagi pula di ide ini kerja kamu tidak berat.” Ucapnya meyakinkanku
“Aku tidak mau ikut-ikutan kalau ini untuk balas dendam.” Ucapku
“Cahaya! Kita ini masih teman bukan?” bayangan menatapku dengan serius, dia memasang wajah sangat meyakinkan padaku “Aku hanya tidak ingin teman terbaiku dipermainkan oleh mahluk seperti mereka.” Lanjutnya.
“Tentu kita masih teman.” jawabku pelan
“Kalau begitu percaya padaku, aku janji tidak akan mengacau.” Ucap Bayangan padaku
“Janji?” ucapku
“Janji.” Tambahnya, sekali lagi aku berkata seperti ini, andaikan saja kami punya tangan dan jari, mungkin kami sudah melingkarkan kedua jari kelingking kami.
“Jadi bagaimana rencananya?” ucapku pada bayangan
“Begini, bagaimana kalau sehari ini kita berpisah?” ucapnya agak pelan
“Berpisah? apa maksudmu berpisah? bukankah kamu yang bilang kita harus selalu bersama bukan?” ucapku penuh protes, aku cukup kaget mendengar rencana Bayangan yang gila itu
“Tidak, tidak, jangan kelihatan panik seperti itu, dengarkan dulu aku, ini hanya untuk hari ini saja, agar mereka lebih bisa menghormati kita.” Ucap bayangan menenangkanku “Kau percaya padaku bukan?” lanjutnya
“Baiklah, untuk sahabat terbaiku.” aku terpaksa menuruti rencananya, bayangan terlihat senyum sangat senang “Tapi aku menyarankan sebaiknya ini semua jangan di lakukan, lebih baik kita diam saja dan menunggu tuhan membuat keajaiban baru.” Lanjutku
“Menunggu itu bukan gayaku.” ucapnya
                Akhirnya untuk pertama kali kita berpisah, kini bumi tanpa aku, tanpa cahaya, bumi sepenuhnya dengan bayangan, semua bola lampu itu mati, begitu pula api yang mereka ciptakan, anak-anak kecil terdengar menangis ketakutan karena tidak adanya cahaya.
“Wahai Bayangan apa yang sebenarnya kamu lakukan, kamu membuat kita semua tidak dapat melihat, kita jadi tidak bisa bekerja, kedinginan, dan kita tidak tahu kemana kita melangkah, banyak dari kami terperosok ke jurang, atau bahakan bertabrakan, kami takut akan semua ini, kami takut kepadamu, kami takut akan gelap yang kamu ciptakan, tolong, tolong hentikan semua ini.” Manusia itu terlihat memelas
“Bagaimana? Sekarang mana semua keangkuhanmu? Semua omongan yang kau ucapkan padaku? Tidak ada, semuanya berubah jadi omong kosong ketika kalian ketakutan, lihat? Ini semua adalah hasil dari perbuatanmu, fatal bukan? Sekarang kalian rasakan saja akibatnya.” Ucap bayangan
“Kumohon aku takut akan gelap yang kau hasilkan, aku takut, aku takut sekali.” Manusia itu sekarang terdengar menangis.
“Gelap ya? nama yang bagus, mulai sekarang panggil aku Kegelapan.” Lalu bayangan tertawa dengan puasnya
                Setiap kali aku meminta, bayangan behenti melakukan ini, dia selalu berkata “Sehari lagi saja, biarkan mereka belajar menghormatimu Cahaya.” Terus seperti itu sampai tidak terasa sudah lewat puluhan tahun bumi diselimuti dengan yang namanya Kegelapan, dia bukan bayangan, bukan teman yang selama ini aku kenal, semakin hari sikapnya semakin aneh, semakin egois dan penuh kejahatan.
“Hei kawan, sudah puas balas dendamnya?” ucapku
“Apa maksudmu! Aku tidak sedang balas dendam, aku sedang memberi mereka pelajaran.” Ucapnya menyanggahku
“Ya, kau sudah katakan itu padaku 50 puluh tahun yang lalu.” Ucapku
“Hei! Jangan berkata seolah aku ini jahat dan ini semua kemauanku, ini semua salah mereka, mereka yang meremehkan kita, sudah sepantasnya mereka diberi pelajaran.” Bayangan menjawab pertanyaanku sama dengan prinsipnya, setidaknya 50 tahun yang lalu.
“Begitukah? Lihat, bahkan nama belakangmu sekarang jadi “Kegelapan”.”
Lalu kami berdua saling diam, tidak ada yang bicara, Bayangan tidak bisa mengelak lagi.
“Dengarkan aku teman, kita sudah lama sekali hidup bersama, bahkan sejak pertama kita diciptakan, kau bahkan sudah ku anggap saudaraku. Kita seperti adik kakak, bukankah kita sudah janji untuk selalu bersama sampai akhir? Dan sekarang kau melupakannya hanya karena mereka tidak mengetahui apa keinginanmu yang sebenarnya. Dengarkan aku, sekarang kamu sedang berjalan menuju sesuatu yang bernama kegelapan, jika kamu menengok ke belakang dan melihat cahaya, sekecil apapun itu, ikutilah, itu adalah aku, aku, akan menyelamatkanmu.”
Bayangan hanya diam dan menatapku dengan tatapan yang berbeda dari biasanya, sekarang dia terlihat dingin dan penuh rasa benci, berbeda dengan bayangan yang aku kenal dulu, yang peduli dan pemberani.
“Jadi kamu tidak percaya padaku? Mungkin aku memang sudah tidak baik lagi, atau mungkin aku sudah tidak menjadi diriku yang kamu sukai dulu, tapi aku tetaplah aku, dan tidak akan berubah untuk orang lain.” Ucap Bayangan yang sekarang terlihat lebih serius nan mantap akan menghadapi kehidupan yang dia pilih setelah ini, yaitu menjadi Kegelapan, dan berpisah selamanya dariku, Cahaya.
“Tapi, bagaimana dengan janji kita? Bukankah kita tidak akan berpisah?” Ucapku mengingatkannya.
“Bukan kita yang tidak akan berpisah, Kau dan Bayangan yang tidak akan berpisah, dulu aku memang bayangan, namun sekarang aku sudah jadi Kegelapan, aku tidak butuh lagi Cahaya untuk menghadirkanku.” Ucapnya.
“Tapi bukankah janji tidak boleh diingkari?” Ucapku lagi menyadarkannya.
“Kalau begitu aku berjanji, agar tidak bertemu denganmu lagi, selamanya.” Ucapnya dingin.
Dan untuk pertama kalinya, saat aku mendengar janji, aku merasa sangat beruntung karena tidak mempunya jari tangan.
Akhirnya Kami berdua pun berpisah. Selang beberapa tahun kemudian, Tuhan mendengarkan kesedihanku, akhirnya dia menciptakan Rotasi, Rotasi lah yang mengatur Cahaya, dan Kegelepan, agar datang bergantian. Manusia pun selamat dari Kegelapan, dan bisa menghormati keberadaan siang dan malam, sekarang mereka tidak akan khawatir lagi membuat bola lampu, api, atau sebagainya, Tuhan sudah menciptakan bayangan yang banyak, agar menemaniku, setiap kali sinarku terhalang benda, maka bayangan akan muncul, sebagai tempat berteduh manusia dari panasku. Dan Kegelapan ditemani dengan banyaknya kesunyian, setiap kali malam datang, maka Kegelepan datang untuk melindungi manusia dari kelelahan.

Sekarang entah tahun ke berapa juta aku dan Kegelapan tidak pernah bertemu, dan sepertinya sekarang dia sepenuhnya jadi Kegelapan, sebercak cahaya yang ku tinggalkan sudah ditinggal jauh olehnya, sehingga kini sudah tidak terlihat, meninggalkan janji yang selamanya akan selalu diingkari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar