Pada
suatu hari di hutan lindung yang baru di gunduli, hiduplah seekor Serigala yang
tidak ganteng-ganteng. Serigala itu tersohor buas, setiap ada pemburu yang
datang ke hutan itu pasti ia terkam, dan akhirnya hutan lindung yang baru di
gunduli itu menjadi sepi, tidak ada yang berani datang kesana. Si Serigala amat
kesepian, setiap malam si Serigala merenung. Bosan. Tidak ada teman yang bisa
di ajaknya untuk makan malam, terakhir teman yang ia ajak makan malam, menjadi
santapan makan malamnya, di Rumah, pekerjaannya hanya nonton TV, menonton
teman-teman sebangsanya berakting, dia kadang iri, bukan, mungkin merasa
menyesal, kenapa teman-temannya bisa sebodoh itu.
“Kalau aku di beri
wanita secantik Nayla, aku akan memakannya bukan melindunginya sepertimu Galang” Umpatnya dalam
hati.
Di lain tempat kabar Serigala ‘si buas’ menyebar ke
salah satu kerajaan, sebut saja kerajaan bohong, beda dari kerajaan yang lain, kerajaan
ini tidak memiliki Istana, Raja, atau Pangeran, ya namanya juga bohong.
Si Raja Bohong resah mendengar rakyatnya
yang tidak bisa pergi ke ladang, karena saat melewati hutan mereka selalu di
Begal oleh seekor Serigala, akhirnya si Raja Bohong memiliki sebuah ide, walaupun
ide bohong.
Si Raja Bohong mengadakan sayembara
barang siapa yang dapat membunuh si Serigala yang tersohor buas,akan mendapat
hadiah. Namun tidak ada yang mengikuti sayembara tersebut karena mereka tau
hadiahnya pasti bohong.
Entah dari mana asalnya si Raja Bohong
memiliki seorang anak perempuan dia bernama Putri, Putri dulunya sangat
periang, pintar, dan cekatan, sayang semuanya hanya bohong. si Putri Bohong
sedih melihat ayahnya yang kebingungan mengatasi si Serigala yang tersohor
buas, supaya lebih pendek kita panggil saja Serigala Buas, akhirnya si Putri
Bohong menemui ayahnya si Raja Bohong
“Ayah ada apa, sepertinya
anda sedang risau?”
“Begini anakku, kerajaan
kita terancam hancur pada masalah pangan, karena setiap petani yang akan pergi
meladang, selalu di hadang oleh si Serigala buas, hampir tidak ada petani yang kembali
ke kerajaan.”
“Ayah tidak sedang
bohongkan ?”
“Tidak anakku, ayah
sudah membuat sayembara, namun, tidak ada yang berani ke hutan untuk membunuh
si Serigala buas itu.”
“Kalau begitu
ayah, biarkan hamba yang datang menghadapi si Serigala Buas.”
“Tapi anakku, Serigala
itu amatlah buas, tidak seperti hewan-hewan yang selama ini kamu buru di hutan
?”
“Kalau tidak ada
yang mencoba untuk membunuh si Serigala buas itu, lalu kapan kita akan memulai.”
“Baik ayah akan
mengizinkanmu, akan tetapi berhati-hati lah nak, si Serigala amat cerdik jangan
sampai kamu tertipu oleh tipu muslihatnya.”
“Baik ayah akan
selalu ku ingat.”
Akhirnya dengan
di lengkapi senjata dan kuda si Putri Bohong pergi ke hutan dengan gagah
berani. Selama perjalanan ke hutan ia selalu mengingat petunjuk yang ayahnya
katakan bahwa si Serigala buas amat cerdik dan mudah menipu, agar ia lebih
berhati-hati dan tidak lengah ketika sampai di hutan.
Berjam-jam si puteri berkuda, akhirnya
sampai juga ia di hutan, karena lelah, si puteri memutuskan untuk beristirahat
di bawah pohon sambil memakan bekal yang ia bawa. Ketika tengah beristirahat, si
puteri mendengar seseorang memanggilnya, ia mencari-cari darimana sumber suara
tersebut, dan ternyata si Pohonlah yang berbicara dengannya
“Puteri?”
“Siapa kau? apa
yang kau inginkan dariku?”
“Tenang putri, aku
hanya seakar tanaman rindang yang sudah menghuni hutan ini cukup lama.”
“Kau? kau pohon
yang aku teduhi.”
“Benar tuan
puteri, ngomong-ngomong apa yang kau lakukan di hutan seperti ini, ini sangat berbahaya.”
“Aku di tugaskan
oleh baginda raja, untuk membunuh si Serigala ‘buas’, dapatkah kau
memberitahuku dimana rumahnya ?”
“Rumah si Serigala
‘buas’ ada di tengah
hutan di dekat hutan lindung yang baru terbakar, tapi puteri si Serigala buas
amatlah berbahaya.”
“Tidak apa-apa
pohon aku dapat mengatasinya, Terimakasih atas kebaikanmu.”
“Tidak putri aku
yang seharusnya bilang Terimakasih.”
Lalu si Puteri
bohong kembali menaiki kudanya dan menuju ke tengah hutan lindung, di
perjalanan menuju ke tengah hutan dia mendengar suara dari dalam semak-semak, si
puteri mendekati semak-semak itu dengan amat hati-hati, ketika hendak memperhatikan
semak-semak tiba-tiba...
“HHUUAAAAA...”
Si puteri sangat terkejut, seekor kelinci
tiba-tiba keluar dari dalam semak-semak.
“Ma-maafkan aku
puteri, aku kira itu si Serigala ‘buas’”
“Kelinci? apa yang
kamu lakukan di dalam hutan?”
“harusnya aku yang
bertanya pada puteri, kenapa puteri ada di dalam hutan.”
“Aku di tugaskan
oleh baginda raja, untuk membunuh si Serigala ‘buas’, dapatkah kau
memberitahuku dimana rumahnya?”
“Rumah si Serigala
‘buas’ tidak jauh dari
sini, jika puteri sudah melihat banyak pohon yang terbakar, berarti puteri
sudah dekat dengan rumah si Serigala, tapi puteri, si Serigala buas amatlah
berbahaya, dia amat licik, dan pandai berbohong.”
“Tidak apa-apa
kelinci aku dapat mengatasinya, terimakasih atas kebaikanmu.”
“Tidak putri aku
yang seharusnya bilang Terimakasih.”
Lalu si Puteri bohong kembali menaiki
kudanya dan terus masuk ke dalam hutan lindung.
Akhirnya si Puteri bohong sampai pada
sebuah tempat, dimana banyak sekali pohon yang hangus habis terbakar, mungkin
ini lah tempat yang di maksud si Pohon, dan kelinci tadi.
“Tempat ini sangat
gersang, dan sepi, seperti tidak ada kehidupan.”
Ketika sedang mengamati keadaan sekitar
si puteri melihat seorang laki-laki paruhbaya dengan menenteng cangkul di tangannya, si Puteri segera menghampirinya
karena keheranan, di saat semua orang takut ke hutan, mengapa masih ada orang
yang memberanikan untuk datang.
“Wahai pak tua,
apa yang sedang kau lakukan di hutan seperti ini, bukankah hutan ini berbahaya.” Tanya si Puteri.
“Oh, tuan puteri,
seharusnya saya yang bertanya sedang apa anda disini ?” jawabnya,
dipenuhi dengan sejuta pertanyaan.
“Oh, saya di
perintah baginda untuk membunuh si Serigala ‘buas’.”
Tiba-tiba si pak tua seperti ketakutan,
dia membekam mulut si Puteri dengan cepat.
“Ssssstttt...
jangan keras-keras nanti si Serigala dengar, rumahnya ada di balik semak itu.” Bisiknya pada
sang puteri.
Sang puteri hanya mengangguk sebagai
tanda setuju.
Si pak tua pamit, lalu pergi meningglkan
puteri dengan cepat, pesannya pada puteri ialah, ‘berhati-hatilah
si Serigala pandai menyamar’.
Si Puteri lalu ‘memakirkan’ kudanya di balik
semak, sementara dia mengintip dari balik semak.
Ternyata benar, di balik semak itu
terdapat satu gubuk tua, yang tertutup rapat, tempatnya menyeramkan, sepertinya
memang cocok untuk jadi rumah Serigala.
“Tunggu disini,
aku akan masuk ke dalam.” Ucap sang puteri pada kudanya.
Si
Puteri lalu memberanikan diri masuk ke dalam.
Betapa kagetnya dia melihat ayahnya
sedang diikat di atas kasur, tidak lain dan tidak bukan ini pasti perbuatan si
Serigala buas.
“Ayah!”
Si Puteri lalu membebaskan ayahnya dari
ikatan kasur.
“Puteri apa yang
kau lakukan disini?”
Mendengar pertanyaan ayahnya, si Puteri
kaget.
“Bukannya ayah,
yang menugaskanku kemari.”
Tiba-tiba...
“Ggggrrrrr...”
“Itu suara si
Serigala.” Ucap sang raja.
Tiba-tiba pintu rumah terbakar, atap,
semua ruangan mulai terbakar, si Puteri bohong, dan si Raja bohong mulai panik.
“Biar aku beritahu
beberapa hal puteri, Pertama, mana ada ayah yang tega menugaskan anaknya dalam
bahaya, Kedua bukankah aku sudah peringatkan aku ini pandai berbohong, aku ini
pandai menipu, dan satu lagi aku ini pandai menyamar.”
Si Puteri bohong
merasa teringat sesuatu orang, hewan, dan tumbuhan yang sebelumnya ia temui, si
Pohon, Kelinci, Pak tua yang ia temui, bahkan ayahnya, itu semua adalah palsu,
itu semua adalah si Serigala buas yang menyamar, dia mulai menangis kenapa baru
ia sadari sekarang, andaikan dia tidak terlalu percaya orang-orang yang baru
dia kenal, mungkin dia tidak akan berakhir seperti ini, seharusnya dia tahu si
Serigala amatlah berbahaya jadi tidak mungkin ada hewan atau orang yang berani
masuk ke hutan.
“Bagaimana puteri?
Menangis tidak akan merubah apapun sebaiknya kamu pasrah saja, sekarang kamu
dan ayahmu sudah menjadi makan malamku.”
Akhirnya si Puteri bohong dan si Raja
bohong menjadi makan malam si Serigala yang terkenal buas itu.
Tamat? Belum kawan-kawan seperti di
dongeng-dongeng biasanya setiap puteri memiliki seorang Ibu peri sebagai
pelindungnya.
Ibu peri si Puteri bohong mengetahui
kejadian yang menimpa si Puteri bohong, dia sangat murka dan berniat untuk
menghukum si Serigala yang terkenal buas itu.
Ketika si Serigala sedang menyantap si
Puteri dan Raja bohong sebagai makan malamnya, tiba-tiba Ibu peri muncul di
hadapannya dengan wajah yang sangat menyeramkan.
“SERIGALA, APA
YANG KAMU LAKUKAN KEPADA PUTERI?”
“I-ibu peri, apa
yang kau lakukan disini?”
Si Serigala yang terkenal buas terlihat
sangat ketakutan
“JAWAB
PERTANYAANKU, APA YANG KAMU LAKUKAN KEPADA PUTERI?”
Si Serigala yang terkenal buas hanya diam
karena sangat ketakutan
“MASIH TIDAK MAU
MENJAWAB, BAIKLAH AKAN KUPAKSA KAMU BICARA”
Ibu peri menembakan sihirnya pada si
Serigala yang terkenal buas, dan membuat dia mental beberapa meter ke belakang.
“BAGAIMANA, MASIH
TIDAK MAU BUKA MULUT?”
“Baiklah ibu Peri,
ampun aku menyesal telah melakukan ini semua, aku hanya kesepian karena dari
aku kecil tidak ada yang mau berteman denganku, jadi aku berbuat jahat kepada
semua penduduk agar semuanya merasakan bagaimana rasanya kesepian, dan tidak
punya teman sepertiku, kumohon ibu Peri yang baik, maafkanlah aku, aku tidak
bermaksud menyakiti Puteri, sungguh.”
Mendengar cerita si Serigala, si Ibu peri
merasa Iba
“Berdirilah
serigala, kali ini aku memaafkanmu, aku akan merubah hidupmu menjadi bahagia,
asal kamu mau berubah.” Ucap si Ibu peri
Si serigala berdiri, dan menundukan
kepalanya
“Terima kasih ibu
Peri aku janji aku tidak akan jahat pada manusia, hewan, dan tumbuhan lagi.”
“Baiklah, aku
pegang janjimu.”
Si Ibu Peri berbalik ke belakang, dan
pada saat itu si Serigala langsung menerkamnya dan menggigit leher Ibu Peri
sampai mati.
“Aku berjanji
tidak akan jahat pada manusia, hewan, dan tumbuhan lagi, tapi aku tidak
berjanji akan jahat pada mahluk astral sepertimu.” Ucap si Serigala
dengan senyum penuh kepuasannya.
TAMAT
Asli tuh hutan nya digunduli? Makan waktu berapa lama? Biaya nya berapa ? Pake jenis alat cukur apa tuh Zal?
BalasHapusSerigala menyewa BKP untuk menggunduli hutan, biasalah kita mah di bayar sama donat sekotak terus kartu M3 8GB
BalasHapus