Selasa, 30 Desember 2014

VW-Ferarry


 “Besok kamu gak ada acara kan ?”
Suaranya yang kurang jelas menggema di telingaku,melalui ponsel yang aku pasangi headset,memang bukan hal baik sebenarnya bila berkomunikasi saat mengendarai sepeda motor,tapi apa boleh buat,langit juga sudah mulai meninggalkan senja,kalau aku berhenti sejenak hanya untuk berbincang dengannya,aku takut sebelum tiba dirumah,malam sudah datang menjelang,belum lagi ini pertengahan bulan Desember,hujan bisa turun kapan saja,tinggal menunggu perintah tuannya.
“Gak ada ko, ada apa emang ?”
Jawabku,kadang saat aku menyetir aku sering melihat kiri-kanan sekedar melihat raut wajah para pejalan kaki,dan sekarang raut para pejalan kaki itu menatapku seakan aku orang yang tidak normal,berbicara sendiri pada saat mengendarai sepeda motor,memang kelihatannya tidak normal,tapi bodo amat lagi pula kita tidak saling kenal.
“Besok aku ada latihan tari,mau nganter gak ?”
Hubungan Ve dan aku memang penuh dengan ketidakpastian,kami sudah bersama-sama sejak zaman SD,tapi sampai sekarang kita menginjak kelas 3 SMA,Ve dan aku tidak pernah menyinggung sedikitpun tentang hubungan kita,padahal intinya kita berdua ini sama-sama salah,Ve sudah memilik kekasih,setiap hari Deutsch dan Ve berangkat sekolah bersama,sebelum aku,Deutsch pasti sudah bersiap di depan rumah Ve,tidak peduli seberapa lama dia menunggu Ve untuk pergi mandi dan sarapan,Deutsch tidak pernah terlihat mengeluh,mungkin inilah laki-laki yang setiap perempuan idamkan,laki-laki yang selalu ada,tak perlu spesial namun selalu ada,sedangkan aku,bila di bandingkan dengan Deutsch,rasanya cukup aneh kalau Ve masih melanjutkan hubungan ini denganku.

“Jam berapa ? dimana ? nanti aku jemput ke rumah.”
“Jam 10,di Sekolah,iya sampai jumpa besok Fer.”
“Sampai jumpa besok Ve.”
“Eh,novel pesenan aku gak lupa kan ?”
“Ngga kok.”
“O.k deh Take care.”
“Thank’s kamupun.”
            Aku menekan tombol re-ject di ponsel ku yang ada di dalam saku jaket,dalam lamunanku sekarang hanya ada dia,aku sudah membayangkan betapa indahnya besok,menghabiskan waktu berdua,bersama,hanya satu bulan sekali aku bisa bertemu dengan Ve.
Aku dan Ve dulu tinggal di satu kota yang sama,sampai akhirnya aku melanjutkan sekolahku di luar kota,kita masih berhubungan meskipun di kota yang berbeda setidaknya kita tau perasaan kita masing-masing,meskipun tidak ada salah satu dari kita yang mengungkapkannya dalam bentuk kata-kata,namun Cinta dan kasih sayang itu bukan hanya sekedar ungkapan,tulisan,atau ucapan,Cinta itu pembuktian,sikap,dan kenyataan.
            Besoknya aku terbangun cukup pagi,segera menghubungi Ve,hanya sekedar mengucapakan Selamat Pagi,dan mengingatkannya sarapan,itu sudah seperti rutinitas sehari-hari,aku mengenakan sepatu dan sedikit berolahraga,biasanya aku bermain basket atau hanya sekedar jogging di Taman komplek tempat ku tinggal.

KRING...
KRING...
KRING...

“Hallo.”
“Pagi Honey.”
“Pagi Sie.”
“Kamu udah sarapan ?”
“Kamu tahu jawabannya Sie.”’
“Iya,kamu sarapan setiap jam 6 Pagi,lalu olahraga sampai jam setengah 8,setelah itu istirahat setengah jam,mandi lalu melanjutkan bla.. bla.. bla..”
“Kamu emang jadi yang ‘paling’.”
“ ’Paling’ apa ?”
“ ‘Paling’ segalanya.”
“Udah ah gombal,take care honey.”
“You too.”
Aku dan Siena pacaran sejak aku pindah ke luar kota,dia adalah teman sekelasku,Kami pacaran sudah hampir 3 tahun,tidak ada yang spesial semuanya berjalan layaknya pasangan SMA yang normal,orang tua Siena sudah mengenalku,mereka bilang kalau ada waktu mereka akan main-main ke rumahku.
Aku bergegas kembali ke rumah segera mandi,berpakaian,lalu menghubungi Ve,agar ia bersiap karena sebentar lagi,aku akan segera ke rumahnya.
“Ferrari ? mau kemana kamu ?”
“Eh om,aku mau ke rumah Ve.”
“Yah,tadinya om mau ngasih kerjaan,kamu masih suka nge design kan ?”
“Iya om emang kerjaan sampingan.”
“Ada kerjaan gede,Perusahaan om mau buat spanduk besar untuk launching gedung baru,kamu bisa selesaikan hari ini tidak ?”
“Saya usahakan Om,hari ini selesai.”
“Bagus,om nunggu gak apa-apa ya?.”
“Kalau gak keberatan om.”
“Ah,santai aja.”

KRING...
KRING...
KRING...

“Iya ada apa Fer ?”
“mmmm,Ve maaf ya,kayanya aku nyusul,soalnya ada kerjaan mendadak,gak apa-apa kan ?”
“Iya,gak apa-apa kok aku berangkat sendiri aja.”
“Sory ya,udah sarapan ?”
“Belum.”
“Entar aku bawain muffin kesukaan kamu.”
“Iya,kamu lanjut aja entar aku ganggu.”
“Thank’s buat pengertiannya bye.”
“bye.”
TUT...
TUT...
TUT...
“Padahal kemarin kan,kamu udah janji.”

+++
            Telat 3 Jam ? Sejak aku kenal dengan Ve,Ve memang orang yang penyabar,baik pula,tapi perempuan mana yang tidak akan marah kalau laki-lakinya terlambat lebih dari satu pertandingan sepakbola,tapi apa boleh buat lebih baik datang dari pada tidak terlihat batang hidungnya sedikitpun.
Sekitar 15 menit aku mengendarai motor akhirnya sampai juga di sekolah Ve,aku segera memakirkan sepeda motorku,membawa bola basket,dan kantong kresek yang berisi 2 botol air mineral,dan muffin kesukaan Ve,aku segera menuju lapangan,Ve bilang kalau dia latihan tari biasanya di situ.
“Fer ?”
Terdengar suara laki-laki,sepertinya umurnya belum tua,tapi rasanya suara ini sudah tidak asing bagiku,siapa ?
“Iya.”
“Weh kapan pulang lu ?”
“Eh Kia ?”
Kia ini temanku waktu SMP,sekarang dia satu sekolah sama Ve,dan sepertinya ada yang bisa diperas informasinya.
“Nunggu siapa lu ?”
“Tau lah.”
“Ve ?”
Aku hanya mengangguk,mengiyakan pertanyaan yang seharusnya Kia tidak usah tanyakan padaku.
“Ve cerita banyak ke gua.”
“Soal ?”
“Soal kalian.”
“......”
“Ve bilang dia nyaman kalo sama lo,lebih nyaman dari pada lagi berdua sama Deutsch.”
“Deutsch lebih sering ada pas Ve butuh,di banding gua.”
“Cinta itu bukan soal sering ketemu,tapi seberepa berkesan pertemuan lo sama dia.”
“Gak ada yang membenarkan kata-kata lo Ki,dalam kenyataannya yang selalu ada tetap menang,di banding yang spesial.”
“Gua cuman ngomong,terserah lu ngikutin apa ngga.”
“Ki ?”
“Iya.”
“Sekarang Ve dimana ?”
“......”
“Kia?”
“Ve udah pulang sama Deutsch,tadi Deutsch jemput 15 menit sebelum lo nyampe sini.”
“......”
“Itu Muffin sama minuman buat siapa ?”
“Buat lu aja ki.”
“Mau kemana lo ?”
“Balik ke Bandung.”
“Lu baru nyampe kemarin kan.”
“Bodo !!.”

KRING...
KRING...
KRING...
“Iya ada apa honey ?”
“Sie ?”
“Iya.”

“Jangan Pernah tinggalin aku cuman buat orang yang menurut kamu spesial,karena belum tentu dia bakalan selalu ada.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar