Minggu, 07 Desember 2014

α-β le composé

α-β
Adorani Betadine Swenidania
            Tuhan menciptakan akal,pikiran dan otak untuk manusia,agar mereka dapat berfikir mana yang baik,dan mana yang tidak,dan atas karunianya setiap manusia yang sudah terlahir ke bumi,pasti di karuniai 3 hal tersebut,bahkan bayi yang meninggal di saat ia di lahirkan dapat berfikir bahwa membuka matanya saat ia sudah mati dapat menakuti orang-orang di sekitarnya,maka ia putuskan untuk menutup matanya sampai masuk ke dalam peti. Terkecuali ayah saya sepertinya ia tidak di karuniai akal,pikiran dan otak,dia memberiku nama Betadine, Adorani Betadine Swenidania,sudah terbayangkah  ketika seseorang yang bernama Adorani Betadine Swenidania mengisi Kertas LJK saat ulangan,ketika semuanya sudah mengisi 10 soal, mungkin saya baru selesai membulati nama di LJK. Belum lagi ketika tes Seni budaya berlangsung,waktu itu kita di suruh untuk menyanyikan lagu wajib nasional,dan saya kesal setiap ada orang yang menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka”.
Waktu itu teman saya Rana menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” dan sampailah pada lirik “Disana tempat lahir beta.” Sontak saya berdiri dan berbicara “maaf pak bukan maksud menyanggah,tapi saya dilahirkan di Paris bukan di Indonesia.” Yang membuat saya di larikan di lapangan olahraga sampai jam istirahat makan siang. Nama itu juga membuat Interview saya saat masuk Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,fakultas Sastra Indonesia menjadi kacau,ketika itu di lobby,banyak maba yang menunggu di panggil nomor urutannya untuk di interview,dan sudah sampai setengah hari saya diam di situ namun belum di panggil juga sampai akhirnya pada pukul 17.00 saya baru di suruh masuk ke ruangan.
“Sodara Beta ?.” Ucap wanita yang kelihatannya kelahiran Ambon,yang sedari tadi tugasnya memanggil maba satu persatu.
“oh.. bukan bu saya Beta yang asli,bukan sodaranya.” Jawab saya.
“maksud beta nama kamu beta ?.”
“Iya bu,nama beta beta.”
“yasudah beta masuk.”
“loh kok jadi ibu yang masuk,bukannya seharusnya beta ?.” jawabku bingung
“maksud beta, beta yang masuk.”
“Ibu tuh gimana sih bu jadi harusnya siapa yang masuk ?.”
“SEHARUSNYA BETA YANG MASUK !!!.” ibu absensi ini rupanya agak menyentak marah
“yasudah kalau begitu kenapa ibu masih diluar.”
“AADDUHHH…. BETA kamu bikin ibu pusing ha,sudah cepat masuk sana.”
“Nah begitu dong bu dari tadi,jadi saya kan gak pusing,ya sudah beta masuk dulu.”
Dan ini semua belum berakhir kawan,kejadian aneh terjadi lagi saat saya di Interview,jadi setelah saya berhasl melewati bu Beta di dalam saya kembali mengalami peristiwa aneh gara-gara nama ini,ketika saya masuk ke ruangan interview Bu dosen saya yang bernama Nurhayati sudah menunggu duduk di depan meja.
“Silahkan duduk.” Ucap bu Nurhayati ramah
“Terimakasih bu.” Ucap saya sambil menghempaskan pantat yang di balut celana jeans biru ini ke kursi empuk yang ada di depan meja interview
“Sudah lama Beta ?.” bu Nurhayati melemparkan pertanyaan
“Tidak berjumpa dengan kau,bu ?.” Jawab saya santai
“ohhh… sekarang telah menjadi lautan api.” Jawabnya juga
“oke bu,mari bung rebut kembali.”
Entah kenapa percakapan kami malah menjadi seperti ajang pencarian bakat di tv tv swasta,dan entah kenapa juga saat interview saya lulus dengan mudah hanya gara-gara nama aneh ini,mungkin karena nama ini selalu dijaga oleh ibu di surga sana,ibu pasti selalu meminta pada Tuhan untuk membuat saya sukses dan berhasil.
β

 
“Beta !.”
Panggil perempuan yang berkacamata,dengan rambutnya yang diikat,kulitnya putih,matanya sipit,hidungnya mancung,keluarganya keturunan tionghoa soalnya,banyak cowok yang suka sama dia,tapi mundur lagi pas liat rumahnya penuh sama poster ST12,terus pas liat hp-nya lagu ST12 semua,dan foto charlie di jadiin wallpapernya,apa lagi kalau Teta ke sekolah sudah pakai baju ST12 bukannya apa-apa,soalnya saya sama dia kemana-mana selalu sama-sama jadi saya juga ikutan kena malunya.
“hhhmmm…”
“Lepas dong headset-nya gak sopan tau.” Ketus-nya
“iya Teta ada apa ?.” ucapku sambil menuruti permintaannya
Oh iya kawan kenalkan ini Vine Tetania Alisyia,tapi saya biasa panggil dia alis,tani,atau etet,kalau kalian bilang dia bawel,kalian benar dia bawelnya gak ada yang bisa ngalahin,jadi saya paling stres kalau kehilangan headset saya.
“Kamu udah bikin laporan ?.”
“Saya ?.”
“iya kamu bet,nyebelin lah.”
“Sudah kok tet.”
“Kamu jangan manggil ‘tet’ dong.”
“kamu juga manggil saya ‘bet’.”
“Terserah kamu lah.” Kata Teta sambil berdiri dari bangku kantin yang kita tempati tadi,sepertinya dia mau pergi tanpa bayar,jadi saya lagi yang bayar seperti biasa.
“Kok malah marah,kamu lagi PMS ya ?.”
“Kok kamu tau.”
“Itu celana kamu tembus.”
Sontak semua orang yang ada di kantin memandangi celana Teta yang basah dan menahan senyum mereka.
“Beta ?.”
“Mau saya antar pulang ?.”
“Ayu cepetan !!!!.”
β
            Saya dan Teta kenal sejak pertama saya datang ke Indonesia,dan ternyata kebetulan juga kita satu komplek,dan satu kuliahan juga,waktu itu saya lihat Teta sedang memarahi kakak kelasnya,bukan kakak kelasnya yang tidak mau melawan,tapi memang Teta yang cerewet jadi kakak kelasnya tidak punya waktu berbicara,lalu setelah itu Teta di hukum untuk menyatakan cintanya pada seseorang,dan kebetulan yang di dekatnya itu saya,jadi Teta menyatakan perasaannya pada saya,dan saya tolak,jadi sejak saat kitu kita jadi dekat.
"Kok cemberut gitu ?.” Tanya saya,dari tadi Teta gak bicara soalnya.
“Ya bayangin bet,hampir satu sekolahan ngeliatin celana aku basah.”
“Bukannya cewek suka jadi pusat perhatian.”
“Ya seengganya dalam hal Positif lah bet.”
“Positif hamil ? termasuk ?.”
“Bet !!! jangan jadi nyebelin dulu deh !!!.”
Saya hanya diam menyalakan mp.3 di mobil,dan mencari-cari kaset di rak samping perseneling.
“Ngapain kamu bet ?.”

“Jangan menangis sayang,ini hanyalah cobaan tuhan,hadapi semua dengan senyuman,dengan senyuman.”

Saya memainkan salah satu CD lagu Charlie ST12 yang bernyanyi bersama keluarganya,biasanya Teta langsung….
“Betaaaaa !!! kamu nyebeliiiiiinnnnn.” Ucap Teta sambil menyandarkan kepalanya ke pundak saya dan teriak-teriak ikut menyanyikan lagu yang di putar di CD Charlie ST12 milik saya.
“…….”
“Kamu ngapain bet ?.”
“Pasang headset.”
“Ih ya nyebelin… suara aku emang jelek ya ?.”
“Iya.”
“Kok jahat ?.”
“Saya bicara sesuai fakta.”
“Kamu ini gabisa liat cewek seneng ya ? pantesan sampe sekarang masih Jomblo.”
“Saya lebih baik Jujur tapi pahit,daripada bahagia tapi palsu.”
“Sok puitisnya ituloh.”
“Kamu sendiri masih jomblo kan tet ?.”
“Cowok zaman sekarang sih yang pada aneh,masa cuman gara-gara beda kesukaan dan beda pendapat,cewek sama cowok gak bisa bersatu.”
“Kamu beda kasus tet,cowok mana juga kalau lagi liat kamu pake baju ST12 pasti pada kabur.”
“Kok kamu ngga ?.”
“Mau kabur kemana ? kamu nyamperin terus.”
“Ih enak aja.”
“Ya sudah besok kita gak berangkat bareng.”
“Jangan gitu dong naik Bus sama angkotkan mahal.”
“Dasar,emang uang yang kamu ‘hemat’ itu untuk apa sih ?.”
“Ada deh.”
“........”
“Jangan jadi marah gitu dong.”
“Saya hanya sedang fokus berkendara.”
“Ok komandan aku gak bakal ganggu.”

Akhirnya kita sampai di komplek,dan saya lihat Teta masih terlelap tidur,tapi sepertinya ada yang aneh mukanya kelihatan pucat pasi,saya pegang jidatnya,panasnya lumayan tinggi.
“Tet,udah nyampe rumah saya nih,mau nginep lagi ? apa mau saya antar pulang ?”
“........”
 “Kamu sakit Tet ?.”
“hhhmm..” Teta hanya menganggukan kepala tanpa bicara sedikitpun.
“Kita ke Rumah Sakit aja ya ? saya antar kamu sekarang,nanti biar saya yang kasih tau tante vani sama om ivan.”
“Gak usah bet,aku gak apa-apa,entar kerokan juga enakan lagi,cuman masuk angin doang kok.”
“Tidak,ayo ke Rumah Sakit,saya tahu kamu kenapa.”
            Akhirnya saya antarkan Teta ke Rumah Sakit paling dekat,Teta langsung di rawat di ruangan VIP,kata dokter dia kena gejala Demam Berdarah,padahal di kampus tadi dia sehat-sehat aja,saya sudah menghubungi tante Vani dan om Ivan katanya 1 jam lagi mereka ada disini.
“bet,besok aku ga bisa ke kampus kayanya.” Suaranya serak
“Tenang saja,yang penting kamu sehat dulu.”
“Thanks ya sory banget gua jadi sering ngerepotin lu Bet.”
“No Proble,memang seharusnya peran teman seperti itu bukan ?.”
“aaaaahhh.. BEBET.”
Teta memeluk saya dan saya rasakan seperti ada tetesan di punggung saya,sepertinya air ? air mata ?
“Kamu nagis ?.”
“Lu emang sahabat gua.”
“Lebay,oh iya om ivan udah di depan katanya,sory ya saya gak bisa lama-lama,cepat sembuh Teta.”
“Thanks buat semuanya Beta.”
“Kaya yang baru ngerepotin saya sekarang aja,santai aja kali.”
“Nyebelin !!!.”
“Bye Teta.”
“Bye Beta
            Kadang Teta sering membuat saya malu,tapi dia sahabat saya ketika saya sedang sedih atau senang,Teta beda dari wanita lain,dia kuat,sayang saja tidak ada yang suka padanya,kalau saja dia bukan fans ST12 saya juga mugkin jatuh Cinta,tapi sudahlah tuhan menciptakan malaikat seperti dia untuk jadi teman saya,bukan jodoh saya.
β



α
Rianira Alphania
            Besoknya saya pergi sendiri ke kampus sendirian,rasanya sepi juga kalau tidak ada Teta,saya tau kadang dia bikin malu,tapi kalau gak ada dia sepi juga,bukan kangen sih,cuman saya jadi gak bisa titip absen.
“Bet?.”
“Ada apa bob ?.”
“Si entet kemana ?.”
“Masuk Rumah Sakit.”
“Kenapa dia ?.”
“Kebanyakan makan bakmi kali.”
“Serius bet.”
“Dia kena demam berdarah,kamu suka sama dia bob ?.”
“Kok lu bilang gitu sih ?.”
“Baru ada cowok yang perhatian sama dia,kamu gak lagi kena demamkan bob ?.”
“Bukan,gua di suruh orang buat stalking dia.”
“Di suruh siapa bob ?.”
“Rahasia Pelanggan di lindungi oleh undang-undang bet.”
            Ada yang suka sama Teta ? ini gak biasa,Dunia sudah hampir kiamat,Tuhan ini kah salah satu tanda kiamat yang engkau janjikan ?
“Kok bengong bet ?.”
“Ngga,saya cuman lagi mikir cowok itu kuat berapa jam sama Teta ?.”
“Gitu amat lo sama si entet,lo gak lagi cemburu kan ?.”
“Saya dan Teta hanya sahabat.”
“Terserah deh,tapi lo jangan nyesel kalau dia sama orang lain.”
“Saya tidak menyesal.”
“Oke deh,oh iya hari ini ada teater lu nonton kan ?.”
“Iya tapi ini tiket untuk Teta sepertinya harus saya jual ke orang lain.”
“Oke deh mau berangkat bareng siapa ?.”
“Sendiri saja sepertinya.”
Calling  anak-anak aja kalau mau bareng.”
“Baik.”
            Hari ini ada Teater di aula sekolah,tadinya saya dan Teta mau pergi bersama tapi karena Teta sakit,dia pesan sama saya untuk rekam teaternya. Teater di mulai,saya duduk di paling ujung dengan bangku yang kosong di sebelah saya,yang harusnya ada Teta di situ dengan segala keributannya bikin gaduh teater,tapi apa boleh buat.
Benar-benar ada yang kurang sepertinya kalau gak ada Teta,Jujur sepertinya saya merasa KEHILANGAN.
“Mahkota pangerannya miring tuh.”
“Bukan,Mahkotanya tegak,kepalanya yang miring.”
Saya menengok ke sebelah dan ada perempuan hidungnya mancung,kulit putih,rambut di cepol,sepertinya keturunan arab,tapi tunggu dia kok kaya pernah.
“Kamu yang waktu itu di restoran ?.”
“Iya kita ketemu angkat tangan barengan kaya main cerdas cermat.”
“Iya terserah kamu deh,kita belum kenalan.”
“Kenalin Petinggi Vektor,Rianira Alphania.”
            Ucap dia menyodorkan tangannya.
“Jadi saya panggilnya apa ? Rian ?.”
“Dasar ! panggil aja Alpha,kamu ?.”
“Iya saya.”
“Maksudnya nama kamu siapa ?.”
“Oh nama ? Adorani Betadine Swenidania.”
“Itu nama apa rumus fisika ?.”
“Rumus fisika ?.”
“Iya rumit.”
“Kalau rumit panggil Beta saja.”
“Lucu.”
“Terimakasih.”
“Nama kamu maksudnya -_-.”
“Orangnya ?.”
“Ngga.”
“........”
            Dia hanya melebarkan senyum
“Itu Celana Rajanya kebalik.”
“Bukan Rajanya lagi Handstand.”
“hahahaha...”
            Baru kali ini ada perempuan yang membuat saya tertawa lepas selain Teta entah tapi perempuan ini rasanya Spesial,mungkin dia juga salah satu malaikat yang di utus Tuhan,entah menjadi sahabat atau jodoh,tapi saya sangat bereterima kasih,Tuhan,malaikat yang kau hadirkan ini begitu menakjubkan.
Kita mengobrol sampai Teater selesai bercanda dan saling bercerita.
“Rumah kamu dimana Alpha ?.”
“Di Jonggol.”
“Pulang bareng.”
“Hahaha... becanda kok,rumah aku di Jl.Ir Juwanda.”
“Saya tau kamu becanda,satu arah kok ayo.”
“Siapa ?.”
“Siapa apanya ?.”
“Yang nannya.”
“.......”
“hahahahaha.”
“Saya bawa mobil dulu.”
“Eh,tunggu-tunggu aku kan belum bilang ‘iya’.”
“gak perlu kok,kamu mau bilan tidak pun tetap saya antar pulang.”
“eeeemmmmmmm.”
“Ayo naik.”
            α
Rianira Alphania
            Malam ini begitu indah tuhan,laki-laki yang sedang menyetir mobil ini,dia tipeku,semua yang ada dalam dirinya seperti kau lebihkan,dia bagai intan berlian yang di permak,kamu tau Beta gak semua orang percaya cinta pada pandangan pertama karena belum merasakannya,tapi sekarang World ! you must take this feel.
“Di sini Alpha ?.”
“bukan ini rumah aku bukan alpha mini market.”
“Saya gak bilang ini mini market.”
“Masa ?.”
“Beneran”
“Bodo.”
“........”
“Hahahhaahaha.”
Aku keluar,dan dia benar-benar romantis dia yang membuka pintunya untukku,berlebihan ? ngga ! kalian kalau udah ngerasain gak ada kata berlebihan.
“Thank’s ya bet buat hari ini.”
“Sama-sama saya senang bisa jalan bareng alpha.”
“Oke Take care di jalan good night.”
“Oh iya Al,Pin BB ?.”
“Aku udah ninggalin kertas di mobil kamu kok.”
“O.k.”
“Kalau udah nyampe rumah hubungin aku bet.”
“Siap komandan.”

“Awal yang Natural,Pribadi yang bisa saling Menghargai,hanya tinggal menunggu waktu,maka kalian akan bersenyawa” – NOE

(Akhirnya Selesai,Tanggal 07 Desember 2014, 3 teman saya Alpha,Beta,dan Teta lahir,mereka sudah sering protes pada saya kapan mereka akan di kenalkan pad dunia,setiap malam mereka membangunkan saya utuk menulis kisah mereka,tapi akhirnya kalian bisa saya kenalkan,memang bukan tanggal yang cantik,tapi ini tanggal yang akan selalu saya ingat J)

2 komentar: