Malam
hari itu ku lihat Pandu sedang duduk di sofa yang terletak di sudut sebuah cafe
favoritnya di kota Bandung, dengan secangkir coklat panas yang ku lihat sudah
habis setengahnya terlantar di atas meja. Malam itu hujan turun deras, tapi
cafe masih cukup ramai, setidakanya ada 3 orang dan 2 tanaman, ada Pandu, aku,
dan pelayan yang menggunakan dasi kupu-kupu norak yang merapat sebagai kasir
juga. Bagi pandu yang hobinya datang ke perpustakaan---untuk membaca
tentunya---ada 5 mahluk hidup dalam sebuah ruangan sudah terbilang ramai.
Ku hitung sudah 2 jam Pandu duduk
di sofa itu tanpa mengangkat pantatnya, dia masih belum bosan membaca buku
karya penulis jadul Indonesia yang aku sendiri jarang sekali mendengar namanya,
buku itu sudah usang, aku tidak tau sejak kapan Pandu memiliki buku itu, tapi
sejak dia masuk SMA dan satu regu ketika masa orientasi denganku, buku itu
tidak pernah lepas darinya. Sesekali Pandu mengecek ponselnya, aku rasa sudah
dipastikan, Pandu menunggu seseorang. Alunan musik tahun 90-an yang menggema di
cafe menambah suasana hening di sini, apalagi suaranya berasal dari piringan
hitam yang sudah lawas itu.
Tiba-tiba
ada yang membuka pintu kaca cafe ini, semua mata mengarah kepada sosok wanita
dengan kemeja flanel kotak-kotaknya yang basah, rambut yang lusuh dan kusut
karena air hujan, dan sepatu sneakers tanpa kaos kaki berwarna kecoklatan, yang
seharusnya itu berwarna putih kalau saja tidak terkena lumpur di jalanan,
wanita itu berdiri di atas keset bertulisakan ‘welcome’ berwarna merah yang
mulai basah karena air yang jatuh dari rambut wanita itu. Semua mahluk hidup
disana menatapnya, 2 tanaman itu tidak termasuk tentunya, si Pelayan menatapnya
ramah, aku menatapnya dengan penuh pertanyaan, dan Pandu berdiri memanggilnya
sambil berteriak.
“Ini
sudah jam 9 malam, janji kita jam 7, kamu tepat waktu sekali.” Sindir Pandu.
“Iya
maaf, di luar hujan deras, mobilku sedang di bengkel, jadi aku kesini naik
motor.” Jawab wanita itu sambil menggigil kedinginan.
Ku lihat wanita itu mulai
berjalan menghampiri Pandu, dan melewati aku begitu saja tanpa menyapa, wanita
itu lalu duduk di depan Pandu, dan memulai pembicaraan.
“Mau
pesan apa?” Tanya Pandu padanya.
“Seperti
biasalah.” Jawabnya yang masih menggigil.
Pandu mulai mengobrak-abrik
tasnya, dan mengeluarkan sepotong pakian, sebuah handuk, dan jaket denim
kesukaannya.
“Ini,
ganti baju dulu, sepertinya kamu kedinginan.” Kata Pandu sambil memberikan
barang-barang yang ia keluarkan dari tasnya.
“Bukan
‘sepertinya’ memang aku sedang kedinginan.” Jawab wanita itu sambil berbalik
menuju kamar mandi cafe ini, dan membawa barang yang diberikan Pandu tentunya.
Selang
beberapa menit wanita itu kembali dengan baju putih bertuliskan ‘Take it!’ dan
dilapis jaket denim, rambutnya kali ini sudah kering dan diikat, tapi celana
dan sepatu itu masih sedikit basah. Wanita itu kemudian memasukan pakaian basah
kedalam tasnya yang basah pula, dan mengembalikan handuk milik Pandu.
“Jadi
ada apa gerangan kamu memanggilku kemari?” Ucap wanita itu membuka percakapan.
“Tidak
ada.” Jawab Pandu singkat.
Hampir saja wanita itu menggebrak
meja karena marah, namun hal itu dapat dicegah dengan kedatangan pelayan ke
meja mereka mengantarkan secangkir coklat panas.
“Kamu
ini memang menyebalkan sekali Pandu!” Ucapnya membentak, yang diakhiri dengan
tegukan coklat panas yang mulai menghangatkan tubuhnya.
“Aku
hanya sedang rindu kamu.” Jawab Pandu tiba-tiba.
Pipi wanita itu langsung memerah,
dia terlihat menggemaskan sekali ketika malu-malu seperti itu, namun tingkah
lakunya segera ditahan, seorang perempuan harus terlihat ‘kebal gombalan’ agar
tidak terlihat murah, bukan?.
“Halah,
paling juga kamu sedang ada masalah dengan pacarmu yang sekarang, dan
memanggilku untuk mendengarkan curhatmu sepanjang malam, seperti biasa.” Ketus
wanita itu.
“Kamu
tidak rindu aku?” ucap Pandu dingin.
Pipi wanita itu kembali memerah,
dia sedikit memalingkan pandangannya dari tatapan mata Pandu yang begitu indah
untuk dipandangi, sejenak dia berpikir kalau saja sekarang Pandu adalah seorang
pembaca pikiran yang handal, mungkin derajatnya sebagai wanita sudah hancur
lebur, mengingat semenjak dia putus dengan Pandu, dia masih belum bisa move on, dengan kata lain bahkan sampai
sekarang Pandu sudah punya pasangan lagi wanita itu masih mengharapkan Pandu.
“Mmmmm...
kangen gak ya.” sekarang wanita itu sudah mulai dapat berpikir jernih.
“Baiklah
sudah cukup rindu-rinduannya, aku kasihan melihat pipimu yang semakin memerah.”
Ucap Pandu tetap dingin, bahkan mungkin lebih dingin dari temperatur di luar
cafe ini.
“Heh!"
wanita itu hanya menjawabnya ketus.
Aku sedikit menggeser posisi
dudukku agar lebih nyaman ‘menguping’ mereka.
“Jadi
sekarang sedang apa kita?” ucap wanita itu meminta kejelasan.
“Kita
sedang menunggu hujan reda.” Ucap Pandu yang sedari tadi, ekspresi mukanya saat
berbicara tidak pernah berubah.
Mendengar ucapan Pandu wanita itu
kesal bukan main.
“Jadi
kamu menyuruhku kemari, sampai aku hujan-hujanan, hanya untuk menunggu hujan
reda? LUCU!” jawab wanita itu marah.
“Kamu
tidak pernah berubah, kalau ketemu aku, pasti bawaannya marah-marah.” Ucap
Pandu santai.
“Kamu
masih ingat? Cieee gabisa ‘move on’.“
ucap wanita itu berusaha membalas perbuatan Pandu.
“Kalau
lihat status kita sekarang, yang tidak bisa ‘move on’ siapa ya?” Pandu masih konsisten. Dingin.
Waanita itu menghela nafas, lalu
beberapa detik kemudian mengangkat tangan.
“I surrender.” Ucapnya lemah
“Not so fast sister.” Ucap Pandu
menyeringai.
Hampir saja wanita itu pergi
meninggalkan cafe, tapi pandu cepat-cepat memecah tawa dan menarik wanita itu
kembali.
“Jangan
buang-buang waktu lagi Pandu!” Wanita itu terlihat mulai emosi.
“Oke-oke
maafkan aku, aku benar-benar tidak tahan, wajahmu begitu menggemaskan ketika
sedang marah.” Ucap Pandu.
Wanita itu kembali dibuatnya
mabuk oleh kata spontan Pandu, yang didengarnya seperti pujian.
“Pandu!”
Wanita itu hanya bisa pura-pura marah.
“Baik,
aku mulai.”
Pandu menghela nafas dalam,
wanita itu dengan seksama menunggu apa yang akan keluar dari bibir Pandu,
suasana jadi hening, bahkan bunyi hujan di luar cafe dapat terdengar, dan
sepertinya hujan sudah mulai berhenti.
“Kita
bermain game.” Ucap Pandu ringan.
Wanita itu melamun sejenak,
dengan mulut sedikit mengangan karena kaget, lalu selanjutnya dia memasukan
barang-barang yang dia bawa ke dalam tas, dan hendak beranjak pergi, bagaimana
tidak? dia rela hujan-hujanan dan sepatu kesayangannya terkena lumpur hanya
karena seseorang mantan kekasih yang ingin bermain game? yang benar saja.
Wanita itu diam sejenak dan
menghela nafas, mungkin dia pikir tidak ada gunannya pergi setelah datang
sejauh ini, dan mengalami banyak kesialan di perjalanan tentunya, akhirnya
melalui banyak pertimbangan wanita itu kembali duduk dan meneguk coklat panas
yang dia pesan tadi.
“Baiklah
jelaskan kita akan bermain apa, dan bagaimana peraturannya?” Ucap wanita itu,
yang kini wajahnya sudah mulai pasrah melihat kelakuan Pandu yang sebegitu absurd.
“Akhirnya,
kamu tertarik juga, tapi sebelumnya kamu harus berjanji, untuk tidak bermain
curang? deal?” Ucap Pandu sambil menyodorkan
jari kelingkingnya ke wanita itu.
Wanita itu berpikir sejenak,
takutnya game ini akan sangat merugikannya, mendengar perkataan Pandu,
sepertinya game ini sangat berbahaya.
“Deal!”
Kata Wanita itu, sambil menyangkutkan kelingkingnya di kelingking Pandu.
“Bagus,
mari kita mulai, nama permainan ini adalah ‘andaikan-andaikan’ peraturannya
cukup mudah, kita hanya harus saling bertanya sebuah pertanyaan, dengan kata
‘andaikan...’ pada awalan pertanyaan kita, dan kita harus menjawabnya dengan
jujur, mirip truth or dare tanpa dare, bagaimana? Kamu paham?” Ucap Pandu
menjelaskan panjang lebar.
Dilihat
dari paras dan cara bicaranya, wanita itu sepertinya cukup pintar, tanpa perlu
dijelaskan dua kali, wanita itu langsung mengerti.
“Paham.”
Ucap wanita itu
“Baiklah,
kau boleh mulai duluan.” Ucap Pandu
Wanita itu berpikir sejenak, apa
yang harus dia tanyakan diawal, pertanyaan yang membuat Pandu terpojok?
Sepertinya menarik!
“Andaikan,
pada saat itu kamu tidak minta putus, apakah hari ini hubungan kita akan
baik-baik saja?” Tanya wanita itu.
Ternyata
wanita itu adalah mantan Pandu, sekarang aku ingat dia, dia adalah kak Olivia,
kelas XII-Kimia A, di sekolah banyak sekali cowok yang mengincarnya, tapi tidak
ada satupun yang bisa meluluhkan hatinya, itu karena kak Olivia sangat jutek
dan dingin pada semua cowok, aku tidak menyangkan Pandu adalah mantan kak
Olivia.
“Tidak,
hubungan kita tidak akan baik-baik saja, waktu itu kita sudah sangat beda
prinsip, mempertahankan komitmen hanya akan memperburuk keadaan, itu kenapa aku
tidak dapat mempertahankan hubungan kita, maaf Olivia. Tapi jika kamu lihat
sekarang, aku sudah berubah begitupun kamu, kita sudah tumbuh dewasa, jika saat
ini kita jadian lagi mungkin sampai kapanpun hubungan kita akan baik baik
saja.” Jawab Pandu.
Kak
Olivia berdiam diri, dia kaget dengan apa yang dikatakan Pandu, pipinya mulai
memerah, mungkin kata-kata Pandu diartikan olehnya sebagai suara untuk balikan.
“Baiklah,
sekarang giliranku.” Ucap Pandu
Sedangkan kak Olivia hanya
berdiam diri menahan rasa saltingnya.
“Andaikan,
hari ini kamu sudah punya pacar, apakah kamu masih sayang aku?”
Aku tidak ingin mengomentari
pertanyaan itu, jika aku yang jadi kak Olivia, aku juga hanya bisa diam.
“Apakah
kamu bergurau? Kamu pikir dua tahun bersama kamu dapat dilupakan dengan mudah?
sampai kamu bertanya hal yang kamu sendiri sudah tau jawabannya, itu sangat
mengecewakan Pandu!”
Aku tau jawaban kak Olivia yang
sebenarnya, perempuan itu kalau sudah sayang tidak bisa melepas laki-lakinya
begitu saja, apalagi sampai merelakannya, Pandu saja yang terlalu bego, ngasih
pertanyaan kaya gitu, aku tau selepas pulang dari sini, kak Olivia pasti
menangis di kamarnya, mengingat masa lalunya bersama Pandu.
“Baik
giliran kamu.” Ucap Pandu
“Andaikan,
hari ini kamu sudah punya pacar, apakah kamu masih sayang aku?”
Sepertinya itu pertanyaan yang
sama.
“Aku
lupa ada peraturan, tidak boleh memberikan pertanyaan yang serupa.” Ucap Pandu
“CCCUUURRAANNGG!!!!!”
Teriak Olivia
“Kamu
ganti saja pertanyaannya, lagian ini sudah larut malam, biar cepat selesai.”
Ucap Pandu
“Andaikan,
suatu hari kamu menyadari apa yang dulu pernah kamu perbuat padaku adalah
sebuah kesalahan besar, apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Olivia.
Bagus, pertanyaan kak Olivia ini
tidak akan bisa dijawab Pandu.
“Aku
akan membuat mesin waktu, kembali ke masa lalu, dan menyakitimu dua kali.” Ucap
Pandu
Yang
benar saja Pandu, aku tau dalam hati kamu menjawab, ‘aku akan membuat mesin
waktu, kembali ke masa lalu, lalu memperbaiki semuanya, sehingga aku tidak perlu
ribet mengajakmu melakukan permainan bodoh ini hanya untuk temu kangen
denganmu’
“Dari
dulu emang kamu gak pernah berubah ya?” Ucap Olivia
“Baiklah
pertanyaan terakhir, Andaikan, ini bukan permainan andaikan, dan aku akan
menyatakan perasaanku padamu, maukah kamu menerimanya?” Tanya Pandu
Kak Olivia diam sejenak, dan
menarik nafasnya dalam-dalam, dan senyum lebar melengkung di bibirnya.
“Sepertinya
sudah malam aku harus cepat pulang, terima kasih atas pakaiannya, coklat panas
gratisnya, dan permainan bodoh yang membuatku pulang larut ke rumah, terima
kasih untuk hari ini Pandu.” Lalu Olivia kembali melintasi keset merah
bertuliskan ‘welcome’ itu menyalakan
motornya lalu pergi.
Pandu juga mengikuti langkah
Olivia untuk segera pulang, dia pergi ke kasir untuk membayar makanannya, dan
saat berada diluar.
“Udaham
ketemu mantannya yang?” Ucap ku.
“Adler?
Dari tadi kamu didalam?” Jawab Pandu.
“Ditanya
kok malah balik nannya, aku tanya sekali lagi deh, udah ketemu mantannya?”
Tanyaku lagi pada Pandu.
Aku yakin Pandu sedang
kebingungan karena sedari tadi aku menguping pembicaraannya dengan kak Olivia,
dan dia tidak menyadarinya
“A-aku
minta maaf Adler, aku tidak bermaksud....” sebelum dia menyelesaikan
perkataannya aku sudah memotong kalimatnya
“Aku
pernah baca di artikel, jika kamu punya pacar yang baru putus dari pasangannya
maka pikiran pasanganmu 80% ada pada mantannya dan 20% ada padamu, jika sudah
lewat satu tahun mulai berubah menjadi 60% untukmu dan 40% untuk mantannya,
setelah dua tahun barulah 80% untukmu dan 20% untuk mantannya, tapi sepertinya,
buat kamu itu gak berlaku ya ndu.” Potongku sambil memberinya senyum.
Pandu melihatku sebentar lalu
memeluku.
“Aku
hutang sama kamu Adler, kamu emang paling pengertian, tapi aku gak tau, yang
namanya cinta bisa datang kapan aja dan gabisa ditolak, apalagi kalau itu dari
seseorang dari masa lalu yang spesial untuk kita.”
Aku berusaha tegar, dan tidak
mengeluarkan suara getir di bibirku.
“Aku
ngerti kok ndu, aku juga cewek, kejar gih kak Olivia nya.” Ucapku.
“Maafin
aku Adler, kita harus putus, makasih buat semuanya.” Ucap Pandu dengan suara
berat.
“Hehe,
diputusin itu rasanya sakit ya, apalagi pas lagi sayang-sayangnya.” Ucapku
sambil melepas pelukannya.
Lalu Pandu pergi dengan sepeda motornya
meningglkanku disini sendirian, angin malam mulai berhembus, jalanan mulai
sepi, dan lampu cafe ini mulai mati.
Untuk
kak Olivia, Jangan jadikan egomu sebagai dinding pemisah dengan cinta sejatimu.
Untuk
Pandu, Wanita itu bukan mainan, selain kamu harus jaga dan sayang, kamu juga
harus ngerti perasaannya.
Dan
Untukku, Kumohon jangan menangis, dan berhenti mengorbankan perasaanmu hanya
demi kebahagiaan orang lain.
Cerita ini masih akan berlanjut...
TAMAT.
Redwinbet Kini telah hadir dengar fitur Berbeda hanya dengan satu id anda bisa memainkan Semua game ..
BalasHapusGame Yang Kami Sediakan Adalah : Sbobet , Ibcbet , 1scasino , Sabung Ayam ,
Togel , Poker , Ceme , Blacjack , QQ Dan Capsa Susun
Buruan Gabung Bersama kami dan rasakan sensasi promo2 dahsyat yang kami adakan di bulan skrng
kalian pastinya penasaran dengan promo yang kami adakan.. Mau Bonus Yang menarik di bulan Maret ini?
Untuk Promo Edisi Awal Maret 2016 Sebagai Berikut :
-Bonus New Member 25%
-Bonus Member lama 10%
-Commision 0.25%
-Bonus Rollingan Casino 0.7%
-Bonus Cashback sampai 10%
-Bonus Like & Shared IDR 10.000 Tanpa Syarat (Khusus Sportbook)
Bonus Poker,QQ,Ceme , Blackjack Di awal Bulan Maret 2016 ini :
-Bonus Deposit 0.5% Setiap Game (Dibagikan Setiap Kamis)
-Bonus Referral up to 10% forever
-Bonus Lucky Draw 10.000 s/d 1.000.000
Global Jackpot hingga ratusan Juta setiap harinya
Human Vs Human ( NO Robot!!!!)
Bonus Sabung Ayam
-Bonus New member 10%
-Bonus cashback 5%
Ayo Buruan Daftar kan diri anda sekarang juga jangan sampai kehabisan promonya loh!!
anda juga bisa daftarkan diri anda melalui Livechat Kami
Dan anda juga bisa pendaftaran Melalui
Line : redwinbet
Whatsup : 08216661696
BBM : 597BBB11
YM : redwinbet@yahoo.com