Rabu, 20 Januari 2016

Midninght I'm In Love

                Malam hari itu ku lihat Pandu sedang duduk di sofa yang terletak di sudut sebuah cafe favoritnya di kota Bandung, dengan secangkir coklat panas yang ku lihat sudah habis setengahnya terlantar di atas meja. Malam itu hujan turun deras, tapi cafe masih cukup ramai, setidakanya ada 3 orang dan 2 tanaman, ada Pandu, aku, dan pelayan yang menggunakan dasi kupu-kupu norak yang merapat sebagai kasir juga. Bagi pandu yang hobinya datang ke perpustakaan---untuk membaca tentunya---ada 5 mahluk hidup dalam sebuah ruangan sudah terbilang ramai.
Ku hitung sudah 2 jam Pandu duduk di sofa itu tanpa mengangkat pantatnya, dia masih belum bosan membaca buku karya penulis jadul Indonesia yang aku sendiri jarang sekali mendengar namanya, buku itu sudah usang, aku tidak tau sejak kapan Pandu memiliki buku itu, tapi sejak dia masuk SMA dan satu regu ketika masa orientasi denganku, buku itu tidak pernah lepas darinya. Sesekali Pandu mengecek ponselnya, aku rasa sudah dipastikan, Pandu menunggu seseorang. Alunan musik tahun 90-an yang menggema di cafe menambah suasana hening di sini, apalagi suaranya berasal dari piringan hitam yang sudah lawas itu.